Di Kuta, Aku Teringat Jengki


Dentuman musik malam
Suara ombak berbisik
Kuta dipenuhi turis
Aku teringat Jengki
Kawan penyair yang
lama kukenal

“Kuta kian busuk,”katanya
Sambil memaki malam
Botol bir di tangannya
Pariwisata untungkan
segelintir orang. Kita hanya
penonton. Asing di tanah
kelahiran. Hanya penonton!

Anjing kumal melintas
Di sebelah turis mabuk
Bersama teman lelaki
Dikenalnya di jalan
Percintaan singkat
Temani sepi-sunyi

”Taxi, Sir!” suara itu
Seperti memanggil
Terdengar menyayat
Kuta makin keras
Persaingan tak adil
Membuat kita saling
curiga dan marah
entah pada apa.

Aku bergegas masuk
Pulang, lupakan semua
Kulirik jam tangan
Pukul tiga dini hari.


Denpasar, 12 Maret 2018


(Gambar: www.tripadvisor.com)

Comments

Popular posts from this blog

SERENADE PAGI | Puisi Angga Wijaya

[Puisi] Hujan Berhenti Saat Kita Sampai

Kalau Tuhan Memberimu Ramadhan