Posts

Showing posts from April, 2018

Dua Kota, Dua Ingatan

Image
Lukisan "Starry Night" Van Gogh /1/ Berkunjung ke kota S, kulihat jejakku di jalan-jalan kota. Sekolah masih seperti dulu, bangunan tua terjaga keasliannya. Teringat dulu mengucap cinta di tangga pada gadis kurus berkacamata, pada lipatan surat di buku yang terbaca dengan hati berbunga. Terkenang bibi yang menampungku selama di kota itu. Pagi hari ke pasar membeli sayur dan ikan, bibi memasak makanan terlezat yang pernah kumakan. Bibi sendirian di kota itu, tak punya anak, suaminya menikah lagi dengan perempuan lain. Bibi perempuan tangguh, ia tak mau pulang ke kampung halaman, pantang meminta sesuatu dari keluarga asal. Ia hidup dari menjual bunga dan rajutan, hingga suatu waktu burung sriti banyak datang dan bersarang di rumahnya.. Saudagar walet mengetahui hal itu dan mengajak berkerja sama hingga puluhan tahun, Walet mendatangkan rejeki yang tak sedikit, bibi tak perlu lagi berjualan bunga dan rajutan, hingga usia tua dan kematian menjemputnya.  /2

#Dua Kota, Dua Ingatan --Puisi Angga Wijaya

Image
Lukisan "Starry Night" karya Van Gogh /1/ Berkunjung ke kota S, kulihat jejakku di jalan-jalan kota. Sekolah masih seperti dulu, bangunan tua terjaga keasliannya. Teringat dulu mengucap cinta di tangga pada gadis kurus berkacamata, pada lipatan surat di buku yang terbaca dengan hati berbunga. Terkenang bibi baik hati yang menampungku selama di kota itu. Pagi hari ke pasar membeli sayur dan ikan, bibi memasak makanan terlezat yang pernah kumakan. Bibi sendirian di kota itu, tak punya anak, suaminya menikah lagi dengan perempuan lain. Bibi perempuan tangguh, ia tak mau pulang ke kampung halaman, pantang meminta sesuatu dari keluarga asal. Ia hidup dari menjual bunga dan rajutan, hingga suatu waktu burung sriti banyak datang dan bersarang di rumahnya.. Saudagar walet mengetahui hal itu dan mengajak berkerja sama hingga puluhan tahun, Walet mendatangkan rejeki yang tak sedikit, bibi tak perlu lagi berjualan bunga dan rajutan, hingga usia tua dan kematian menj

Ngiring, antara Pemberontakan Kultural dan Pelarian

Image
  Sumber gambar: jurusapuh.com Makin sering kita lihat orang Bali berpakaian putih-putih dengan  senteng  atau kain yang dililitkan di pinggang berwarna poleng (belang) putih-hitam. Ada juga yang berpakaian mencolok dan berbeda dengan penampilan masyarakat pada umumnya. Mereka dengan atribut seperti itu sering dikatakan sebagai orang yang  ngiring . Banyaknya orang Bali yang  ngiring  kemudian ditanggapi dengan pendapat beragam dari berbagai kalangan. Ada yang mengatakan itu sebagai krisis identitas manusia Bali kekinian hingga dianggap sebagai gejala gangguan kejiwaan. Alasannya, mereka yang  ngiring  biasanya mengalami waham, keyakinan salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini orang lain dan bertentangan dengan realita normal. Dulunya para pelaku  Ngiring  umumnyai adalah balian atau dasaran. Keberadaan mereka diakui dalam tradisi Hindu di Bali sebagai salah satu golongan pemangku yaitu Pemangku Balian. Namun, kini nampaknya hal tersebut mengalami

#Rumah, Puisi Angga Wijaya

Image
Kemana lagi pergi Kita orang terusir Terluka oleh zaman Menikam di dada Secangkir kopi Temani sepi Jiwa sunyi Bernyanyi Dendang puisi Rumah diri Dengan apa Mesti kutulis Duka ini Perjalanan Sembilu Menyayat Nadi Bagai Sisyphus Kutuk abadi Mati Hanya jiwa Hanya Jiwa Tulis!, katamu Denpasar, 8 Agustus 2017

Pak Ogah, Sosok Misterius yang Suka Ngayah

Image
Sumber gambar: Tabloid Bali Mandara Sosok bersahaja seperti Pak Ogah makin jarang zaman sekarang. Saya mengenalnya saat bekerja sebagai wartawan sebuah koran di Denpasar. Setiap minggu pagi saya meliput Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS). Forum ini menjadi tempat warga menyampaikan berbagi hal yang kemudian akan ditanggapi pemerintah. Kegiatan seminggu sekali ini diadakan di Lapangan Renon, Denpasar. Lelaki ini agak misterius karena menyembunyikan identitas aslinya ini, kerap naik ke podium. Dia bercerita hal-hal yang mengganjal pikirannya, mulai dari aktivitas mengatur lalu lintas di beberapa wilayah di Denpasar hingga hal “berat” seperti usulan untuk meninjau kembali pembagian pendapatan Bali dan pusat yang menurutnya kurang adil. Saat berorasi pak Ogah begitu bersemangat. Ia membawa pelantang (megaphone) miliknya dan menjadi perhatian para pengunjung. Aktivitas Pak Ogah sehari-sehari sebagai aktivis lalu lintas. Sebutan yang jarang kita dengar,

#Seusai Perayaan, Puisi Angga Wijaya

Image
Sumber gambar: arsip.tembi.net Pesta telah usai. Simpan puja-puji yang kau terima, itu cambuk yang melecut kreativitasmu, bisa juga menjadi candu; kau menatap bayangmu sendiri dan jatuh cinta padanya. Saatnya kembali ke dunia nyata; tumpukan buku berdebu, uang menipis, kekasih menunggu jemputan dan kucing yang merajuk saat kau pulang. Minum obatmu, agar kau bisa tidur nyenyak dan tak terjaga hingga pagi menjelang. Tulislah puisi untuk hilangkan gelisahmu, puisi yang tak selalu sendu. Tak perlu kau tunjukan wajah sedihmu, mereka akan tertawa karena cinta makin hilang di dunia yang kejam ini.  Pergilah ke mana hatimu ingin melangkah. Pulang ke rumah yang selalu terbuka bagi jiwa lelah dan terluka. Orang-orang menyukai kepolosan, bagai kanak-kanak   belum mati dibunuh ambisi. Kembali menginjak bumi, disini dan sekarang, tak risau akan masa depan dan sesal masa lalu. Bergembiralah! Kabarkan cinta di setiap kata yang kau tulis. Dunia sepi tanpa penyair, pejalan sunyi yang be