Selepas hujan, kita tiba di tujuan. Desa telah lama menjadi kota, petani tinggal sedikit, gontai menuju sawah-sawah terakhir. Turis tak berbaju melaju kencang di jalan, kemerdekaan yang tak dirasa di negerinya.Berselancar di pantai yang kini sepi sekali. Burung kudengar berkicau, di kabel listrik tak beraturan, pemandangan biasa negara dunia ketiga. Banyak hal yang masih kusut dan semrawut. Kita berselisih tentang hujan, sementara air menerjang dari mobil sebelah, basahi baju seragam yang baru tadi kau setrika rapi. Mesin absen kabarkan keterlambatan, itu artinya ada uang yang akan dipotong. Aturan adalah kesepakatan, walau kau pulang telat. Kusut dan berdebu, rambutmu berbau abu. Aku masih mencintaimu, seperti pertama bertemu. Percaya cinta berujung bahagia. 2021 [Angga Wijaya] Gambar diambil dari Pixabay
Memasuki blog-mu seperti memasuki dimensi ruang yang berbeda. Hening, sepi, namun ada makna keteduhan di dalamnya. Aku berharap bs sepertimu, tanganku yg kaku dapat lincah menuangkan kata2 dalam pena dan kertas.
ReplyDeleteTerima Kasih, Sayang. Aku masih perlu belajar banyak. Iya, cobalah menulis, menuangkan pikiran ke dalam tulisan. Menulis buku harian adalah awal yang bagus.
ReplyDelete