#Jaket dari Ayah, Puisi Angga Wijaya
Dulu sekali, sewaktu aku remaja ayah membelikanku jaket berwarna cokelat. “Ini jaket dari Korea,” katanya. Aku senang sekali, tiap hari jaket itu kupakai,saat itu aku jatuh cinta pada puisi dan merasa menjadi penyair tiap kali pergi memakai jaket itu.
Aku tahu ayah membelinya di toko pakaian bekas di
kota, loakan menjadi pilihan bagi orang miskin seperti kami. Aku tak mau
menanyakannya lebih dalam, kepedulian ayah merupakan hal luar biasa bagiku.
Jaket itu menemaniku hingga bertahun-tahun kemudian,
merantau dan bekerja di kota sambil terus menulis, puisi-puisiku menghiasi
koran dan dibaca banyak orang. Aku
memakai jaket dari ayah saat diundang membaca puisi di festival sastra kenamaan
yang dihadiri penyair kenamaan. Jaket
itu juga menemaniku saat ayah dirawat berminggu-minggu di rumah sakit sebelum
akhirnya dibawa pulang dan meninggal beberapa hari kemudian.
Kini jaket pemberian ayah telah rusak, lapuk dan
robek di sana-sini. Aku tak memakainya lagi dan menyimpannya di lemari. Jaket
penuh kenangan, dibeli dari keringat dan kebanggaan ayah sebagai sopir taksi di
kota, jarang pulang untuk memastikan kami bisa makan dan tak kelaparan di
kampung halaman.
Denpasar,
13 Mei 2018
Sumber gambar: https://bizarrocentral.com
Sumber gambar: https://bizarrocentral.com
Saya terharu bacanya...
ReplyDelete