Dua Penyair Tak Jadi Bertemu





Sampah-sampah tertiup angin pagi
Jalanan mulai ramai oleh kendaraan

Aku duduk menikmati kopi di beranda
Menghisap senyap merayap perlahan

Di manakah kau, wahai kawan penyair
Semalam kita mengobrol di telepon

"Mampirlah ke rumahku pinggir pantai,
ke arah timur dari tempat kau menginap"

Di kotamu, aku kehilangan tanda arah
Matahari kurasakan terbit di barat laut

Kau bercerita tak lagi bekerja normal
"Kini aku miskin, hidup dari menulis"

Tak apa, kataku. Miskin itu anugerah,
banyak orang kaya tidur tak nyenyak.

Kehilangan ibu, itu yang kau rasa kini
Cerita pendekmu kubaca berkali-kali

Jika kita tak bertemu tak perlu sedih
Mari bicara melalui intuisi puisi-puisi

Bahasa sederhana kaya akan makna
Percakapan diam di kota kenangan


Singaraja, 9 April 2019

Comments

Popular posts from this blog

SERENADE PAGI | Puisi Angga Wijaya

Bedah Rumah; dari ODGJ untuk ODGJ

Telaga Ngembeng