Menunggu Nasi Matang




Sup di meja telah dingin. Sambil menanak nasi,
aku memandangi ponsel kabarkan kematian
dimana-mana. Detik demi detik, setiap hari.

Dunia kini bersedih karena wabah membunuh
jutaan nyawa. Kehilangan pekerjaan, banyak
orang menjadi depresi. Ada yang bunuh diri.

Katanya setelah ini lahir era baru, bumi
sedang membersihkan diri. Kematian
membuat sedih, kau belum alami hal itu.

Lelaki mengundang makan orang lapar,
baru saja ia dirumahkan. Dia jauh lebih
mulia daripada mulut yang terus bicara.

Aku teringat nyanyian guruku, bersama
anaknya ia bergumam tentang ubi goreng
dan sayur bayam. Makan apa yang ada.

Nasiku telah matang. Puisi adalah angin
berlalu, sebab aku belum bisa membuktikan
apa-apa. Seperti lelaki pemberi makan itu.

2020



Comments

  1. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Telaga Ngembeng

Bedah Rumah; dari ODGJ untuk ODGJ

Kamar Kos dan Demokrasi